Jumat, 04 April 2014

Perubahan Kontak Kehumasan DKKS

Sehubungan dengan dinamika yang terkadi di internal DKKS dan telah mengerucut pada revitalisasi kelembagaan Serikat Petani Pembaharu (SPP) maka diberitahukan kepada segenap kolega bahwa kontak person untuk keseluruhan kegiatan terkait DKKS kini dikelola oleh Bapak Gato (Mugiriyanto) dengan nomor HP 08175473911. Oleh karena itu dimohon kepada segenap kolega untuk menghubungi Bapak Gato untuk segenap kegiatan terkait DKKS. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang dinilai akan merugikan segenap pihak.

SPP-DKKS sedang dalam proses verifikasi segenap data dan informasi yang masuk pasca penerimaan Kalpataru yang dinilai kurang transparan dan akuntabel . Mohon dukungan semua pihak agar kelembagaan SPP-DKKS dapat melewati kondisi yang tidak nyaman ini dan mampu menjadi kelembagaan komunitas yang dewasa sesuai yang dicita-citakan bersama. Terima Kasih.

Kamis, 27 Juni 2013

Suratimin, Putra Gunungkidul Penerima Anugerah KALPATARU 2013

www.gdhe.web.id Suratimin (47) warga Desa Kawasan Konservasi Semoyo Patuk Gunungkidul DI Yogyakarta Senin (10/06) menerima Anugerah Kalpataru 2013 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penganugerahan penghargaan ini dilaksanakan dalam peringatan puncak acara hari lingkungan hidup sedunia yang diselenggarakan di Istana Negara Jakarta.
Penghargaan Kalpataru kali ini terdiri dari empat kategori. Perintis Lingkungan diberikan kepada lima individu, yaitu Suratimin asal Desa Kawasan Konservasi Semoyo (DKKS), Yogyakarta, Nazirudin dari Nagari Malintang, Sumatera Barat, H Chareudin dari Lebak Bulus, Jakarta, Syahdan asal Kampung Sentosa Barat, Sumatera Utara dan Herman Malolende dari Dusun II Desa Walia Ate, Nusa Tenggara Timur.
Pengabdi Lingkungan diberikan kepada Darpius Indra asal Desa Kenagarian Cerocok Anau Ampang Pulai, Sumatera Barat, Koderi dari Desa Kebonsari, Jawa Timur dan Sofia Seven dari Desa Rejosari, Riau. Penyelamat Lingkungan diberikan kepada Kelompok Penyelamat Penyu `Mabes Desobis` dari Kampung Aisau Papau, Kelompok Tani Usaha Bina Usaha Maju II dari Dusun Bendrong, Jawa Timur, PT Krakatau Tirta Industri dari Desa Kebonsari, Banten, LSM ECOTON dari Desa Bambe, Jawa Timur dan Kelompok Tim Relokasi Kawasan Permukiman Atas Air dari Marga Sari Kalimantan Timur.
Pembina Lingkungan diberikan kepada H Amran Nur dari Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Vincensius Nurak dari Desa Kefa Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Efi Saefudin dari Desa Menes, Banten.
Di depan wartawan Suratimin menyampaikan rasa syukurnya setelah menerima Thropy Kalpataru dan berjabat tangan dengan Presiden RI. “ Ini capaian sekaligus dorongan bagi saya, keluarga, dan komunitas DKKS untuk terus berjuang melestarikan harmoni alam “ ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Suratimin hadir di Istana Negara didampingi Sutarmi, sang istri yang setia menemani perjuangannya merintis DKKS dan Radio Radekka FM ini.

3 Bidang Capaian

Suratimin memperoleh Anugerah Kalpataru kategori Perintis Lingkungan karena 3 bidang capaian yakni Pengelolaan Hutan Lestari, Pengelolaan Media Komunitas Radekka FM Radio Desa Kawasan Konservasi, dan Desa Inventarisasi Karbon. Pengelolaan Hutan Lestari dilakukan dengan membagi DKKS dengan luas 570 Ha menjadi 3 zona : Zona Inti, Zona Serapan, dan Zona Penyangga. Zonasi ini yang kemudian dikelola sesuai dengan kebutuhan konservasinya. Hutan Rakyat DKKS memperoleh Sertifikasi Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari Berbasis Komunitas oleh Lembaga Ekolebel Indonesia (LEI) Tahun 2012.
suratimin-kalpataru-2
Pengelolaan Media Komunitas Radekka FM menjadi pembeda Suratimin dengan Penerima Kalpataru lainnya . Radekka FM mulai mengudara 7 Maret 2008 dan siar mulai pukul 06.00 – 22.00 WIB. Dalam setiap siarannya Radekka FM mengkampanyekan isu Hutan Lestari disamping isu pemberdayaan masyarakat. Rekam Jejak Radekka FM yang spesifik ini pernah dipresentasikan di Pertemuan Jejaring Radio Komunitas Internasional  di Bangkok Thailand pada tahun 2011.
Desa Inventarisasi Karbon yang pertama di Indonesia juga disematkan di pundak DKKS oleh Dewan Kehutanan Nasional (DKN). 100 plot sample penghitungan karbon yang tersebar di 5 dusun dimonitor tiap tahun semenjak 2010. DKKS miliki kandungan karbon yang meningkat 4 ton/Ha/tahun yang berarti pengelolaan hutan lestari DKKS kian tahun kian meningkat produktivitasnya.
Suratimin menyampaikan bahwa 3 capaian ini menorehkan sejarah baru dalam pengelolaan desa di Indonesia. “ Bisa dibayangkan kalo 70 ribu desa di Indonesia lakukan hal yang sama seperti DKKS akan seperti apa Indonesia ini” tutur Bapak 2 putra yang juga menggeluti unit produktif furniture kayu tersertifikasi ini menutup pembicaraan. (HW / GdHE)

Senin, 02 April 2012

VCD Our Village Forest untuk Stakeholder Gunungkidul

RADEKKA FM dan Tumbuh Kembang Film mendistribusikan VCD Our Village Forest kepada stakeholder di Gunungkidul.

Pendistribusian VCD tersebut sebagai rasa syukur atas masuknya Film Our Village Forest dalam 10 Film Pilihan Juri dari 260 Film dari seluruh dunia yang berpartisipasi dalam WWF Film and Video Competition 2011 dan memberi kesempatan kepada pihak lainnya yang tidak bisa mengakses via internet.


Film yang berdurasi 120 detik tersebut adalah film sarat pesan yang dikemas menarik. Pembahasaan pesan oleh anak petani dinilai banyak kalangan menumbuhkan simpati yang mendalam dan menggugah dukungan bagi DKKS untuk terus menciptakan modeling Desa Masa Depan. Film Our Village Forest dapat disimak dengan klik layar film di kiri atas laman ini.


Kamis, 29 Maret 2012

Payung Ekslusif untuk Pendengar Setia

Menyemarakan ULTAH RADEKKA FM yang ke-4, 17 Maret 2012 RADEKKA FM membagikan Payung Ekslusif bagi pendengar Majalah Udara Gunungkidul di Hari Esok (GdHE).

Pendengar yang mengirimkan SMS ke nomor Redaksi GdHE dah terpilih akan mendapatkan sebuah payung sebagai kenang-kenangan.

Kesempatan membagi merchandise ini sebagai bagian memperkenalkan instrumen pembelajaran media yakni Radekka FM yang berkomitmen untuk menyiarkan pengetahuan isu lingkungan dan pembelajaran pengorganisasian komunitas. Dipilihnya pendengar GdHE yang akan mendapatkan merchandise dikarenakan cakupan pendengar yang lebih luas karena GdHE siar di 5 radio yakni 93.2 Argososro FM, Radekka FM, Argosari Radioline, Mahardika FM, RAG FM, www.jogjastreamers.com, dan www.matawarga.net.

Minggu, 01 Januari 2012

POSYANDU BERMEDIA Mendorong Perempuan Berdaya

RADEKKA FM  kembali bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dalam produksi 16 Talkshow PEREMPUAN GUNUNGKIDUL  edisi Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG). Ada yang berbeda dengan penyelenggaraan tahun lalu karena dikemas dalam Program POSYANDU BERMEDIA yang melibatkan pengurus posyandu di 2 dusun yakni Dusun Salak dan Dusun Wonosari DKKS.

Program POSYANDU BERMEDIA dimulai dengan dikusi refleksi posisi posyandu di tengah masyarakat dan perencanaan pengembangannya di masa yang akan datang. Sebagai bagian dari pengembangan awal posyandu maka RADEKKA FM membagikan 25 buah radio monitor yang akan menjadi instrumen pengembangan posyandu. 16 Talkshow yang disiarkan dalam Program Radio PEREMPUAN GUNUNGKIDUL dijadikan salah satu model diseminasi pengetahuan perempuan. Narasumber yang membagikan pengetahuan perempuan datang dari pegiat isu perempuan, aktivis LSM, hingga Kepala Dinas Perindusitrian Perdagangan Koperasi dan Pertambangan Kabupaten Gunungkidul yang semuanya adalah perempuan.

Program POSYANDU BERMEDIA akan dikembangkan sebagai model pengembangan posyandu dalam melayani peningkatan kesejahteraan warga, Melalui POSYANDU BERMEDIA, perempuan akan memanfaatkan media komunitas dalam mengembangkan diri memperkuat perannya memajukan masyarakat dan lingkungannya. Semoga Sukses.

Senin, 14 November 2011

Diklat Dasar Jurnalistik Radio Bagi Radio Komunitas


courtesy : suarakomunitas.net
Yogyakarta. Pendidikan jurnalistik bagi radio komunitas sangat penting demi meningkatkan kualitas dan produktifitasnya. Untuk itu dua puluh pengelola radio komunitas Yogyakarta mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh MMTC bekerjasama dengan JRKY, dan dibiayai melalui DIPA STMM "MMTC Yogyakarta tahun anggaran 2011.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari (7-9/11) ini bertempat di ruang Production Meeting Room dan Laboratorium Editing Audio STMM "MMTC Yogyakarta ini bertujuan untuk memberikan atau menambah pengertian dasar-dasar bagi pengelola radio komunitas tentang penulisan jurnalistik, pengertian etika jurnalistik dan P3-SPS, penulisan naskah berita radio, tekhnik wawancara reportase serta editing produksi berita radio.

Narasumber yang dihadirkan untuk pelatihan ini merupakan praktisi/akademisi yang kompeten dibidangnya seperti Masduki, S.Ag., Msi.,MA, Rachmad Arifin, S.IP, Tri Suparyanto, SPD, Tri Umi Setyowati, SPT, Drs. Atang Basuki dan koordinator  yang merupakan Kepala Bidang Program dan Evaluasi Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta.  Kegiatan yang meliputi teori dan praktik ini berjalan lancar, semua peserta mengikuti praktik wawancara dan reportase serta membuat Stright news.

Pada akhir acara peserta juga memberikan pendapat tentang penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini. Disampaikan oleh Drs. Kusumo Gambriyanto, Msi bahwa jika kegiatan ini dirasakan penting dan memberikan manfaat yang besar bagi Rakom maka akan kami upayakan dapat diselenggarakan di tahun-tahun berikutnya.

Reported : Djumadi-Widjaya Fm

Jumat, 07 Oktober 2011

Fotografer TIMUR ANGIN Dokumentasikan Aktivitas RADEKKA FM

Fotografer Film ELIANA ELIANA GIE dan SANG PEMIMPI Minggu 18 September 2011 kunjungi DKKS untuk mendokumentasikan aktivitas RADEKKA FM.

Selama hampir 2 jam Mas TIMUR ANGIN beraksi dengan kameranya untuk mengambil gambar Reporter Perempuan RADEKKA FM saat lakukan interview dengan warga. Aktivitas Siaran Ank-Anak SAP juga tak luput dari ratusan jepretannya.

Terima kasih Mas TIMUR ANGIN sudah mengabadikan aktivitas kami dan semoga kunjungannya ke DKKS berkesan.

Jumat, 30 September 2011

GdHE Siar di jogjastreamers.com

Majalah Udara Gunungkidul di Hari Esok (GdHE) yang siar jejaring  5 radio di Gunungkidul mulai 21 September 2011 juga bisa disimak melalui www.jogjastreamers.com

Dengan demikian harapan warga di luar Gunungkidul untuk dapat menyimak GdHE telah dapat terealisasi berkat instrumen baru yang dimiliki Radio Argososro FM ini.

Respon pendengar yang simak via jogjastreamers.com terlihat fositif . Hal ini dapat ditengok pada tanggapan penggemar yang disampaikan dalam akun FB Redaksi GdHE dan fanspage Radio Argososro. Semoga semakin mampu menjadi jembatan informasi antar warga dan saudaranya yang tinggal di luar Gunungkidul terkait isu daerahnya.


Jumat, 09 September 2011

Program Marketing Partner RADEKKA FM - RM AYAM GORENG SEGER WARAS - BMT EL BUMI

RADEKKA FM mengembangkan partner marketing (kemitraan pemasaran) DKKS dengan bekerjasama RM Ayam Goreng Seger Waras Kalipentung Patuk dan BMT El Bumi Patuk. Kemitraan Pemasaran ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan isu konservasi alam kepada pihak yang lebih luas dan menambah nilai lebih proses kemitraan.

RM Ayam Goreng Seger Waras yang dikunjungi lebih dari 25 ribu pengunjung per tahun adalah media efektif untuk memperkenalkan isu konservasi alam. RADEKKA FM memajang Banner Hutan Pendidikan DKKS di ruang pelayanan rumah makan tersebut.

BMT El Bumi adalah lembaga keuangan mikro berbasis syariah yang memiliki komitmen tinggi pada dukungan bagi masa depan anak yatim-piatu adalah mitra strategis RADEKKA FM sehingga dari kemitraan yang terbangun akan menyelamatkan semakin banyak anak yatim-piatu yang menjadi pendengar RADEKKA FM.

Sebagai kontra-prestasi RADEKKA FM secara terjadual memutar informasi (non profit) tentang lembaga mitra pemasaran tersebut

Model Marketing Partner ini akan dikembangkan oleh RADEKKA FM di masa mendatang untuk memaksimalkan amanat eksistensinya bagi warga di Gunungkidul.



Selasa, 06 September 2011

SAP-RADEKKA FM Produksi Audio Surat - Surat Pendek


Sekolah Anak Petani (SAP) Gunungkidul bekerjasama dengan RADEKKA FM memproduksi audio Surat - Surat Pendek yang akan diputar secara reguler di 107.7 RADEKKA FM.

Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperkaya pengalaman siswa - siswi SAP dalam berpartisipasi mengelola media komunitas DKKS.

Pada tahap pertama pembuatan audio ini, siswa-siswi yang terlibat adalah mereka yang berusia di bawah 12 tahun yang bertujuan untuk mendorong generasi sebayanya sedini mungkin mengenal media komunitas. Take Voice pada tahap pertama telah dilakukan pada Selasa 7 September 2011 oleh 8 anak dengan memproduksi audio Surat An Naas, Surat An Nashr, Surat Al Kautsar, Surat Al Kaafiruun, Surat Al Iklhash, Surat Al 'Ashr, Surat Al Ma'uun, dan Adzan

Minggu, 28 Agustus 2011

Pengembangan SEGITIGA EMAS GUNUNGKIDUL


Foto : From google.com

Desa Kawasan Konservasi Semoyo (DKKS)-Desa Kerajinan Bobung-GeoPark Gunung Api Purba Nglanggeran, 3 desa inovatif yang berada di Kecamatan Patuk mempersiapkan diri menjadi SEGITIGA EMAS GUNUNGKIDUL.

Grand Desain SEGITIGA EMAS GUNUNGKIDUL ini sedang dimatangkan dengan fasilitasi Redaksi Gunungkidul di Hari Esok (GdHE).

Dalam desainnya kawasan SEGITIGA EMAS GUNUNGKIDUL ini akan dilengkapi kereta kabel yang akan melintas di atas 3 desa inovatif tersebut. Keberadaan kereta kabel ini diharapkan akan semakin meramaikan geliat wisata Gunungkidul yang makin ramai 3 tahun terakhir. Terlebih keberadaan GeoPark Gunung Api Purba Nglanggeran yang semakin terkenal di level internasional pasca pengenalan geopark oleh UNESCO, DKKS sebagai model desa inventarisasi karbon di Indonesia, dan produk kerajinan kayu Bobung yang semakin populer di mata masyarakat.

Semoga SEGITIGA EMAS GUNUNGKIDUL yang didukung investor dari Jepang ini akan semakin mensejahterakan Gunungkidul Handayani.

Jumat, 26 Agustus 2011

Talkshow PEREMPUAN GUNUNGKIDUL dengan JRKY dan KPA DIY

Program Radio PEREMPUAN GUNUNGKIDUL untuk edisi 26 Agustus 2011 kembali menghadirkan narasumber dr. Martha dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Dalam perannya sebagai anggota Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Gunungkidul, dr. Martha menjelaskan care dan treatment bagi ODHA.

Program Radio PEREMPUAN GUNUNGKIDUL ini merupakan kerjasama RADEKKA FM-Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Isimewa Yogyakarta

Untuk mendengarkan sila klik judul.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Anak Petani Belajar Pertanian di Sekolah Anak Petani (SAP)


courtesy Harian Jogja 3 Agustus 2011

Sejumlah anak petani di Desa Semoyo, Kecamatan Patuk tampak antusias mengikuti pembelajaran di salah satu rumah sederhana milik Sutarmi, warga Semojo. Hanya menggunakan papan berupa kertas buram dengan peralatan seadanya, anak petani diberi bekal tentang lingkungan. Proses pembelajarannya pun tak serumit sekolah formal, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan kemampuan siswa. Proses belajar seperti itu berlangsung di Sekolah Anak Petani (SAP).

Ramadan tak membuat murid SAP berhenti memperoleh ilmu tentang lingkungan. Meski demikian, jumlah anak yang belajat memang agak berkurang. “Biasanya sampai 20-an anak yang belajar, tetapi ini kebetulan Ramadan sehingga jumlahnya agak berkurang,” ujar Sutarmi saat mendampingi siswa SAP, Selasa (2/8).

SAP yang ia bentuk sejak sekitar lima tahun silam, perlahan memberi kesadaran kepada anak usia SD hingga SMA memahami pentingnya melestarikan lingkungan. Sutarmi pun tidak membebani siswanya dengan biaya pendidikan. Dia mengaku kedatangan anak-anak desa ke rumahnya sudah membuatnya bangga.

“Biasanya yang mengajar bergantian, kadang ada guru PAUD atau TK, atau teman dari LSM yang secara ikhlas bersedia memberikan ilmu kepada anak-anak, mumpung mereka bersedia dan mau belajar tentang lingkungan,” imbuhnya.

Tiap hari SAP berlangsung dua jam dari pukul 14.00 WIB-16.00 WIB atau setelah siswa pulang dari sekolah formal. “Tempat ini bisa sebagai lokasi bermain juga, tetapi sambil belajar,” ungkapnya.

DI SAP, siswa diberi pemahaman tentang perawatan lingkungan di wilayah konservasi. Siswa juga diberi pemahaman tentang Pertanian. “Kami ingin anak-anak bersedia mengenal pertanian, atau syukur-syukur bertani. Saat ini banyak remaja yang sudah enggan bertani padahal anak petani,” terang Sutarmi.

Salah satu siswa SAP, Yesi, murid kelas III SD Negeri Semoyo mengaku senang belajar di SAP. Selain bisa membantu saat mengerjakan PR, komunitas SAP juga memberikan kegembiraan karena dia bisa bermain dengan banyak teman.(Wartawan Harian Jogja Express/Sunartono)

Liputan "JOGJA HIJAU" HARIAN JOGJA

Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) RADEKKA FM

Kamis 28 Juni 2011 Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) untuk Radio Desa Kawasan Konservasi-RADEKKA FM.

Bertempat di halaman studio RADEKKA FM yang dihadiri 100an undangan, EDP RADEKKA FM berjalan lancar hingga lepas tengah hari.

EDP RADEKKA FM ini diselenggarakan sebagai tahapan untuk memperoleh Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) dan Izin Stasiun Radio (ISR) dari Dirjen Postel dan Kominfo Republik Indonesia

Sabtu, 16 Juli 2011

DKK Pamerkan Hasil Industri Kerajinan Kayu di Taman Pintar


DKK berpartisipasi dalam Pameran FairTrade di Taman Pintar Yogyakarta pada Minggu 29 Mei 2011. DKK menampilkan produk kerajinan unik dari kayu berupa Meja Akar dan Gagang Pintu dengan beragam bentuk.

Display Pameran DKK berjajar diantara puluhan display dari jejaring komunitas FairTrade dari seluruh Indonesia.

Pameran FairTrade di Taman Pintar Yogyakarta ini juga dimeriahkan dengan sepeda santai yang diikuti ratusan peserta dan panggung musik.

Senin, 11 Juli 2011

Bumi Pengetahuan


RADEKKA FM-Radio Desa Kawasan Konservasi melalui pegiatnya terlibat dalam pembuatan produk audio BUMI PENGETAHUAN yang merupakan media konvergensi dari media online Wikipedia Indonesia yang diterjemahkan dalam bahasa jawa komunikatif dan kemudian dituangkan dalam bentuk audio.

BUMI PENGETAHUAN yang merupakan kerjasama Combine Resource Institution dan Wikipedia Indonesia ini mengangkat tema-tema lokal jogja seperti keraton, tugu, kethoprak, hanacaraka, dan lain sebagainya untuk edisi Bahasa Jawa. Sementara untuk edisi Bahasa Sunda, Banyumasan, dan Bahasa Sasak mengangkat lokalitas masing-masing.

BUMI PENGETAHUAN diputar di Majalah Udara Gunungkidul di Hari Esok (GdHE) yang siar di 93,2 Argososro FM, Radekka FM, RAG FM, Mahardika FM, dan Argosari Radioline.

Sabtu, 12 Februari 2011

Pakar Hama Cornell University USA Kunjungi DKK


Desa Kawasan Konservasi kembali mendapatkan teman seperjalanan dalam pembelajaran harmoni alam. Curtis H. Petzoldt, Ph.D, pakar hama dari Cornell University Amerika Serikat mengunjungi DKK pada 5 Januari 2011. Kunjungan diisi dengan berjalan mengitari kawasan konservasi Dusun Salak. Sepanjang tapak jalan, pakar hama tersebut terlihat serius memperhatikan detail pepohonan yang ada di sekelilingnya, mulai dari pangkal batang, dahan, hingga ujung daun. Sesekali Bapak bertopi ini menunjukan ulah hama yang menggerogoti bagian-bagian dari pohon sembari menjelaskan bahwa hasil kajiannya menunjukkan hama lebih cepat beradaptasi pada perubahan iklim yang tengah terjadi. Ia menjelaskan akan melanjutkan kajian tersebut untuk menghasilkan rekomendasi pada sektor pertanian tanaman pangan dan kehutanan. Ia menyatakan sangat tertarik dengan apa yang dilakukan DKK karena hal ini sangat bermanfaat bagi dunia riset. Keterpaduan antara pengelolaan kawasan konservasi dan media komunitas sangat diapresiasi olehnya.
Saat mengunjungi DKK Curtis H. Petzoldt,Ph.D ditemani Jerry Chamberland, konsultan DKK, Hernindya Wisnuadji Koordinator Pemberitaan Radekka FM, dan Suratimin Ketua SPP Gunungkidul.

Rabu, 12 Januari 2011

Plt Bupati Me-Launching Program Radio Perempuan Gunungkidul



Courtesy : KRJogja.com

WONOSARI (KRjogja.com) - Jaringan media komunitas radio melaunching Program Radio Perempuan Gunungkidul bantuan dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(PPPA) di desa Kawasan Konservasi Desa Semoyo Patuk melalui kanal 107,7 Frequensi Medium (FM) diresmikan.

“Keberadaan radio ini diharapkan bermanfaat dalam memperjuangkan hak-hak kaum perempua,” ungkap PLT Bupati Hj Badingah S Sos kepada KRjogja.com Minggu (19/12) malam.

Lounching dilakukan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Sumaryoto SH mewakili bupati ditandai dengan penyerahan buku Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul. “Kami harapkan radio ini bisa memberdayakan perempuan dan mengatasi berbagai masalah yang selama ini masih banyak dihadapi kaum perempuan,” ujarnya usai membacakan amanat tertulis PLT Bupati Hj Badingah S Sos.

Dilaporkan pimpinan Studio Radio Desa Kawasan Konservasi (Radekka) Suratimin program radio perempuan Gunungkidul ini akan menyiarkan 16 tema "talkshow" bertujuan untuk mensosialisasikan kesetaraan dan keadilan gender. Program radio perempuan yang disiarkan melalui Radekka FM Desa Semoyo Kecamatan Patuk tersebut merupakan salah satu radio komunitas 'modeling' yang diselenggarakan 25 kabupaten di pulau Jawa.

“Seluruh kru maupun penyiar radio ini semua dilakukan perempuan.” Imbuhnya

RADEKKA FM Kirim Pakan Ternak untuk Pendengar LINTAS MERAPI FM


RADEKKA FM menjadi perintis pengiriman bantuan pakan ternak segar untuk korban erupsi Gunung Merapi 2010.

Pengiriman Pakan Ternak Segar berupa rumput hijau ini sebagai pembuka pengiriman bantuan natura dari masyarakat Gunungkidul kepada korban Merapi yang ada di Boyolali, Klaten, Sleman, dan Magelang. Tercatat puluhan trip pemberangkatan bantuan dari keseluruhan jaringan organisasi anggota SRAWUNG yang ada di 18 Kecamatan.

Pengiriman bantuan ini dikoordinasikan oleh JALIN MERAPI - RADEKKA FM - SRAWUNG GUNUNGKIDUL.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Produksi Ceriping: Awal Baru Pengembangan Industri Kreatif





Oleh: Dian Mardiana

Bentuknya bundar tidak beraturan. Rasanya gurih dan renyah di lidah. Makanan ini dirajang begitu tipis. Bahan dasarnya bisa dari ubi kayu, ubi jalar, sukun, dan pisang. Disukai mulai dari yang muda sampai usia senja. Malah biasa jadi cemilan keluarga. Masyarakat Gunung Kidul mengenalnya dengan nama ceriping.

Puput, anak sekolahan kelas 3 SMA mengemilnya di waktu senggang. Dia mendengar musik. Ditemani ceriping ubi kayu di atas mejanya. Tidak hanya itu, warung-warung terdekat pun menjajakannya, menggantung di papan atas warung. Sepertinya cemilan ini cukup tenar dan digemari warga Semoyo Dusun Salak ini. Malah, sederetan rumah di dusun ini menjadi pusat produksi rumah tangga.

Mudah dikelola

Pengelolaan ceriping memang tidak memerlukan banyak biaya. Apalagi, pengelolaannya langsung oleh para petani di desa itu. Maryanti misalnya, dia petani juga pengusaha. Usahanya bisa terbilang sukses. “saya sudah benyak mendistribusikan ceriping ini ke banyak warung-warung, pasar, toko-toko dan agen di Yogyakarta” ujarnya berbangga diri. Ditemani oleh tiga orang pegawai, dia yakin dengan usaha ceriping dirinya akan terus maju dan sukses.

Dengan penuh percaya diri, single parent ini menerangkan bahwa potensi ceriping di Desa Semoyo memang baik. Pasalnya, pertanian desa semoyo banyak menghasilkan umbi-umbian yang bisa dikelola dengan bermacam cara. Ceriping salah satunya. Tengok saja data hasil tani di Kabupaten Gunung Kidul. Ubi kayu muncul menempati prosentase tinggi. Catatan terakhir melaporkan bahwa produksi ubi kayu tahun 2008 menempati angka 791.630 ton untuk luas lahan 79.264 ha.

Dilihat dari hasil produksinya tentu saja potensi ini patut dikembangkan. Industri ceriping bisa saja jadi alternatif industri komunitas di wilayah yang terkenal dengan bukit kapur ini. Dengan karakter desa yang jauh dari sumber mata air dan berdiri di atas tanah berkapur, perlulah ditanami tanaman yang tidak rakus air. Sejalan dengan sifatnya, pemanfaatan umbi-umbian adalah potensi alternative yang sangat memungkinkan. Hal ini bisa dilihat dari menjamurnya tanaman ubi kayu di dibibir-bibir ladang. Dan di kebun dekat pekarang rumah banyak ditemukan juga pohon-pohon besar seperti durian, mangga, sukun, dan beberapa pohon besar yang bisa hidup tanpa limpahan air. Jika begitu, wajar saja jika Maryanti, salah satu perempuan tani di daerah ini membidik usaha ceriping sebagai salah satu potensial industri rumah tangganya.

Dalam prosesnya pengelolaan ubi kayu, ubi jalar, sukun, dan pisang ini memang tidak dikelola oleh maryanti sendiri. Tiga orang tetangganya pun ikut terlibat dalam pembuatannya. Selain menambah penghasilan keluarga, usaha ini memang menjadi salah satu kreasi ibu-ibu untuk memulai bisnis ceriping.

Mudah dibuat

Sumartini dan rekannya membungkus ceriping dalam kemasan kecil

Pembuatan ceriping terbilang mudah dipraktekan. dengan bahan baku yang murah dan mudah didapat, bumbu pun tidak banyak menguras saku. Ubi kayu misalnya, ubi kayu untuk ceriping dipilih yang tidak terlalu tua tidak juga terlalu muda. Kupas dan bersihkan. Setelah itu ubi kayu pun dirajang dengan pasah, sebuah alat perajang tradisional. kemudian mulailah ubi kayu ini direndam dalam air mendidih, dinginkan dan rendam lagi dengan air kapur yang sudah diendapkan. Goreng dan berilah bumbu. Setelah itu masuklah pada proses pengemasan. Ubi kayu yang sudah dibumbui itu dimasukan ke dalam plastik ukuran 1 ons dengan ditempeli label.

Dengan mudahnya pembuatan ceriping ini mendorong warga desa semoyo untuk mengembangkannya dalam industri rumah tangga kreatif. Hal ini memang baik untuk pengembangan potensi desa yang dikenal rawan air ini. Selain mengelola lahan pertanian, hasilnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

Harganya terjangkau

Ceriping bukanlah cemilan mewah yang menghabiskan pundi-pundi uang saku. Harganya murah meriah. Dari mulai Rp. 500,- sampai 17.000,- tergantung pada kemasannya. Perempuan yang biasa dipanggil Mba Simar sendiri lebih memilih menjualnya murah. Satu bungkus itu harga jualnya Rp. 500,- di warung-warung dan pasar. “Sedangkan untuk satu pak berisi 10 bungkus dijual Rp. 4.000,-“ ujarnya sambil tekun merajang ubi kayu tipis-tipis.

Semakin baik kemasan dan kualitas makanannya, semakin mahal harganya. Namun semahal-mahalnya ceriping, semua kalangan masih bisa membelinya. Ini pulalah yang membuat ceriping menjadi cemilan keluarga semua kalangan dari mulai warga kolong jembatan sampai warga berumah megah bertanah hektar. Semoga saja bukan hanya Mba Simar di Desa Semoyo ini muncul pula Mba-Mba lainnya yang bisa bangkit, membidik peluang, dan mengembangkan bisnis keluarga di sektor pertanian lainnya.

Kamis, 21 Oktober 2010

Radekka FM-Republik Anak Kenalan Produksi Feature Anak Hari Pangan Se-Dunia 2010


Radekka FM bekerjasama dengan Republik Anak Rak Kenalan memproduksi feature radio anak dalam rangka menyemarakan Hari Pangan se-Dunia yang diperingati tiap tanggal 16 Oktober. Feature radio yang berjudul “ Pangan Lokal, Pangan Sehat, Kini dan Masa Depan “ ini diperankan oleh anak- anak SD Kanisius Kenalan Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Ketrampilan RAK Kenalan yang tidak diragukan lagi dalam olah vocal dan kolaborasi iringan musik lokal “Blekotek” semakin mempercantik feature anak yang diproduksi pertama kali ini. Pesan yang disampaikan oleh anak dalam feature ini mengkampanyekan pangan lokal untuk melawan penjajahan produk pabrikan yang hanya menguntungkan kapitalis belaka.Feature ini juga bermaksud untuk menumbuhkan kesadaran kepada anak atas tema tahun 2010 " Bersatu Melawan Kelaparan "

Minggu, 26 September 2010

Relay Pagelaran Wayang Kulit HUT SKH Kedaulatan Rakyat ke-65

Dok.KRJogja.com


Sabtu 25 September 2010 mulai pukul 20.30 hingga subuh, Radekka FM merelay Pagelaran Wayang Kulit HUT SKH Kedaulatan Rakyat ke 65. Pagelaran Wayang Kulit yang diselenggarakan di Halaman Percetakan KR ini, mengambil lakon "Mbangun Pringgondani" oleh Ki Dalang Rusmadi dari Wates Kulonprogo. Lakon sentral Gatotkaca yang sukses membangun Pringgondani dengan filosofi toto titi tentrem kerto raharjo ini disuguhkan secara apik dan sangat diminati pendengar Radekka FM

Kunjungan Dewan Kehutanan Nasional



SPP menyambut kunjungan Dewan Kehutanan Nasional(DKN)di Desa Kawasan Konservasi pada hari Sabtu 25 September 2010. Kunjungan ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti pengembangan hutan kemasyarakatan yang telah dilakukan warga DKK. Kunjungan Andrian dari DKN ditemani Suryo dan Dwi Nugroho dari ARUPA ini diterima Suratimin Ketua SPP di studio Radekka FM.Dalam kunjungan tersebut Suratimin memaparkan kondisi hutan kemasyarakatan di Desa Semoyo mulai dari kondisi 40an tahun yang lalu hingga kemudian DKK dicanangkan oleh Bupati dan kini terus berproses dalam isu konservasi dan isu desa pusat pertumbuhan.

Rabu, 22 September 2010

Kaum Perempuan, (Bukan) Orang Rumahan



Oleh: Dian Mardiana

Mengapa tanahku rawan ini
Bukit bukit telanjang berdiri
Pohon dan rumput enggan bersemi kembali
Burung-burung pun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau kembali
Semenung pun tak sabar menanti
Doa kan kuucapkan hari demi hari
Kapankah hati ini kapan lagi

Lagu nge-tren penyanyi Gombloh Berita Cuaca di era 80an sepertinya cocok untuk menggambarkan berita alam di daerah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Banyak harapan yang harus diperjuangkan terkait dengan tanah dan lahan pertanian. Tentunya semua asa dan perubahan ini tidak bisa dilakukan hanya dengan mengangkat tangan dan memohon doa belaka.

*Tulisan yang menceritakan perjalanan Perempuan Desa Kawasan Konservasi ini dapat ada baca selengkapnya dengan meng-klik judul

Selasa, 07 September 2010

Menumbuhkan Kesadaran Rakyat dengan Display Penganggaran Daerah



Jaringan Media Komunitas Gunungkidul (JMKGK) bekerjasama dengan Pusat Informasi dan Transparansi Anggaran (PITA) Gunungkidul menerbitkan Display Penganggaran Daerah Gunungkidul pada senin 6 September 2010. Display yang terbit sebagai suplemen Harian Jogja tersebut menyajikan Hasil analisa kebijakan penganggaran Gunungkidul tahun 2010 yang dikemas dengan menarik dan informatif. Selain dijadikan suplemen Harian Jogja, display yang berukuran 2 halaman Koran tersebut juga akan dibagikan keseluruh kelompok warga di tiap RT se Kabupaten Gunungkidul melalui jaringan Sarana Rembug Antar Warga untuk Gunungkidul (SRAWUnG). Penerbitan Display Penganggaran Gunungkidul ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran rakyat untuk terlibat dalam penganggaran Gunungkidul. Partisipasi rakyat mutlak diperlukan supaya penganggaran daerah tetap bertujuan untuk pemenuhan hak dasar rakyat dan implementasi dari strategi penanggulangan kemiskinan daerah.

Rabu, 14 Juli 2010

Mendiskusikan Media Advokasi yang Lebih Kuat


Suarakomunitas.net Mendiskusikan media komunitas memang menarik apalagi membahas keunikan lokal yang membentuk pengelolaannya. Media komunitas yang menjadi bagian dari media advokasi ini harus terus menerus mengeksplorasi gagasan untuk menjadi lebih kuat bagi gerakan advokasi warga. Workshop Mengagas Media Advokasi yang Lebih Kuat yang diselenggarakan oleh Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM) Bandung pada 10 – 12 Juli 2010 di Menara Peninsula Jakarta setidaknya menjadi ruang diskusi untuk mengembangkan media advokasi.

Kegiatan yang dihadiri oleh pegiat media komunitas dari 10 daerah di Indonesia ini bertujuan untuk mereview pengelolaan media komunitas dan mendesain media komunitas untuk advokasi dan partisipasi. Workshop ini semakin diperkaya dengan paparan dari nara sumber seperti Muhammad Hasyim dari Radio Suara Warga Jombang yang memaparkan Tips Praktis Mengembangkan Radio Komunitas untuk Advokasi Kebijakan dan Penguatan Partisipasi, Wasingatu Zakiyah dari IDEA Yogyakarta menyampaikan Tips Praktis Membangun Penerbitan sebagai Wahana Aspirasi Komunitas, Eddie B Handono dari Dria Media menyampaikan Tips Praktis dan Pengalaman Pengembangan Media Berbasis Komunitas, Ahmad Suwandi dari Yayasan Air Putih menyampaikan Tips Praktis Membangun Media Berbasis Internet untuk Advokasi Kebijakan, dan Satrio Arismunandar dari TransTV yang memaparkan Tips Praktis Mengemas Isu Kebijakan Publik dalam Media Massa.

Partisipan yang hadirpun memanfaatkan kegiatan ini untuk mensharingkan best practice (kisah sukses) dan lesson learnt (pembelajaran) dari pengalaman mengelola media komunitas yang dimiliki seperti radio komunitas, Koran warga, dan media online. “ Di Kupang radio komunitas hari ini tiarap semenjak KPID mengancam akan menutup radio yang tidak miliki ijin : ujar Paul dari PIAR NTT sembari menjelaskan kini komunitas harus memakai selebaran sebagai gantinya. Sementara Deden dari Koran Sumedang menceritakan Koran Sumedang kini telah miliki posisi tawar sebagi instrument advokasi. Suratimin dari Radeka FM-Radio Desa Kawasan Konservasi Gunungkidul juga mensharingkan tergabungnya 5 rakom Gunungkidul dalam PITA ( Pusat Informasi dan Trasnparasi anggaran) yang telah bersinergi dengan Humas Pemkab, 3 radio swasta di Gunungkidul dan 4 media cetak dalam koordinasi peliputan advokasi penganggaran daerah.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut pengembangan media advokasi di 10 daerah yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Liputan Radekka FM

Kamis, 20 Mei 2010

Radekka FM Siarkan Program Radio Dialog Kandidat Bupati Gunungkidul 2010 - 2015



Program Radio ini diselenggarakan oleh HARIAN JOGJA, ARGOSOSRO FM, IDEA, SATUNAMA, PKBI, RIFKA ANNISSA, CD BETHESDA, ARUPA, LESMAN, SP KINASIH, LKDS, RADEKKA FM, dan MAHARDIKA FM

Untuk mendengarkan silakan klik judul.

Selasa, 18 Mei 2010

Radekka FM siarkan Program Radio Dialog Kandidat Wakil Bupati Gunungkidul 2010 - 2015




Program Radio ini diselenggarakan oleh HARIAN JOGJA, ARGOSOSRO FM, IDEA, SATUNAMA, PKBI, RIFKA ANNISSA, CD BETHESDA, ARUPA, LESMAN, SP KINASIH, LKDS, RADEKKA FM, dan MAHARDIKA FM

Untuk mendengarkan silakan klik judul.

Minggu, 04 April 2010

Perempuan DKK Terlibat dalam Studi Kunjung ke SPP Garut

Dok IDEA

Perempuan Desa Kawasan Konservasi pada 20 - 21 Maret 2010 terlibat dalam studi kunjung ke Serikat Petani Pasundan (SPP) Garut. Kegiatan yang difasilitasi IDEA Yogyakarta ini juga melibatkan segenap jaringan komunitas mitra sinau yakni Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul (JKPGK), Sarana Ngerti Anggaran (SANGGAR) Gunungkidul. Jaringan Rakyat (JARAK) Bantul, Jaringan Masyarakat Kulonprogo (JMKP), Jaringan Masyarakat Pacitan (JMP) dan Saluran Informasi Akar Rumput (SIAR). Perempuan DKK yang diwakili Maryati (50) ini memanfaatkan kesempatan studi kunjung ini untuk belajar bagaimana perempuan pasundan berpartisipasi dalam gerakan bersama merebut sumber daya kehidupan komunitas dan mengelola sumber daya manusia desa untuk memajukan desanya. " Kita mendapatkan semangat dan banyak pengetahuan dari perempuan di SPP Garut" tandas Maryati.

Rabu, 03 Maret 2010

Catatan lain tentang Desa Kawasan Konservasi

Desa Kawasan Konservasi Semoyo
Written by Dwi Nugroho
Friday, 05 February 2010
Sejak ditetapkan sebagai Desa Kawasan Konservasi oleh Bupati Gunung Kidul, Suharto pada 18 Agusutus 2007, Desa Semoyo semakin bergiat untuk melakukan pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan di Desa Kawasan Konservasi Semoyo dengan kearifan lokal.

Desa Semoyo, yang terletak di Kecamatan pathuk Gunung KIdul merupakan salah satu desa yang ditetapkan sebagai Desa Kawasan Konservasi oleh BUpati Gunung KIdul. Desa ini telah dianggap mampu menjaga kelestarian lingkungan.

Masyarakat di Desa Semoyo menanam tanaman lokal yang dapat menjadi ikon Desa ini yang dapat menjaga kearifan lokal maupun kelestarian lingkungan. Rencanaya, Desa ini juga akan membuat program pohon induk dimana pohon tersebut dimilii oleh setiap keluarga dan tidak boleh ditebang.

Desa Kawasan Konservasi adalah sebuah gerakan bersama komunitas untuk menjaga ekosistem desa dengan desain pola pertanian berkelanjutan. Selain itu, Desa Kawasan Konservasi ini dipadukan dengan penataan hutan rakyat yang melestarikan sumber-sumber mata air.Desa Kawasan Konservasi juga menjadi media pembelajaran sekaligus laboratorium alam komunitas dalam melestarikan lingkungan hidup dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai pengikat keberlanjutan pembelajaran.
Last Updated ( Monday, 15 February 2010 )

Senin, 08 Februari 2010

RADEKKA FM Siarkan Kabar Suara Komunitas

"WE CARE KITA PEDULI" RADEKKA FM Radio Desa Kawasan Konservasi setiap Hari Minggu pukul 20.00 - 20.10 WIB ikut menyiarkan Kabar Suara Komunitas (KSK). KSK merupakan program mingguan Buletin Berita yang disiarkan oleh ratusan radio komunitas di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Nasional Berita Komunitas.
"Program Berita Jejaring ini dilahirkan pada saat pertemuan Combine Expo di UC UGM akhir tahun lalu dan diuji coba akhir Januari lalu. Minggu 7 Februari 2010 merupakan soft launching KSK" ungkap Hernindya Wisnuadji, Program Manager RADEKKA FM>

KSK adalah kemasan audio dari berita terpopuler Suarakomunitas.net tiap minggunya. Berita yang diupload oleh pewarta warga dari seluruh Indonesia ini, yang termasuk dalam berita terpopuler, diaudiokan dan kemudian disebarkan ke seluruh Indonesia untuk diputar oleh ratusan radio tiap Hari Minggu pukul 20.00 waktu setempat. " Kabar Suara Komunitas ini sekaligus sebagai peneguhan kerja jejaring tingkat nasional pewarta warga dari seluruh Indonesia yang jumlahnya ribuan dan sebagai media untuk mengabarkan keunikan lokalitas" pungkasnya.

Jumat, 22 Januari 2010

Mengikuti Aktivitas The Learning Farm Cianjur

"WE CARE, KITA PEDULI" Serikat Petani Pembaharu (SPP) Gunungkidul berpartisipasi dalam aktivitas The Learning Farm Yayasan Karang Widya yang berlokasi di Perkebunan Teh Maleber Desa Ciherang Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Pegiat Desa Kawasan Konservasi yang terlibat dalam aktivitas ini adalah AHMADI (20) yang lolos seleksi untuk bergabung pada The Learning Farm selama Januari - Juni 2010.
" Ahmadi tergabung dalam Angkatan VIII The Learning Farm selama 5 bulan ke depan untuk belajar pertanian berkelanjutan. Aktivitas ini akan menjadi model bagaimana Desa Kawasan Konservasi berjejaring dengan banyak pihak dan Yayasan Karang Widya, salah satunya, menyelenggarakan pendidikan komunitas untuk melahirkan generasi pengelola pertanian berkelanjutan." papar Suratimin, Ketua Serikat Petani Pembaharu (SPP) Gunungkidul saat melepas keberangkatan Ahmadi, Rabu 20 Januari 2010.
Setiap tahunnya Yayasan Karang Widya menyelenggarakan training 5 bulan untuk generasi muda yang tertarik dengan pertanian berkelanjutan yang diikuti perwakilan organisasi komunitas dari banyak daerah di seluruh Indonesia. "Sukses ya mas Madi".

Minggu, 03 Januari 2010

Anak pun dekat dengan Biopori



'WE CARE KITA PEDULI' Sekolah Anak Petani (SAP) Gunungkidul mengembangkan pembelajaran pembuatan biopori di lingkungan sekitar rumah masing-masing. Pembelajaran Biopori ini dilaksanakan dengan memanfaatkan waktu bermain mereka.

Senin, 28 Desember 2009


"WE CARE,KITA PEDULI" Radekka FM-Radio Desa Kawasan Konservasi pada hari Senin 21 Desember 2009 menerima kunjungan perwakilan Jaringan Masyarakat Pacitan (JMP).Mereka adalah Surami dari Kelompok Perempuan Peduli Desa Punjung Kecamatan Kebonagung, Tri dari Kelompok Kader Posyandu Desa Plumbungan Kecamatan Kebonagung, Supiah dari Kelompok Warga Pager Gunung Desa Sambong Kecamatan Pacitan dan Suger dari Kelompok Budi Utomo Srau Desa Candi Kecamatan Pringkuku. Perwakilan JMP ini mengunjungi Radekka Fm untuk belajar pengelolaan media komunitas yang lahir oleh organisasi komunitas. " Kunjungan ini sekaligus menambah motivasi JMP dalam memproduksi Program Radio JMP Nggayuh Harapan yang baru siar dua kali di Pacitan" ujar Surami, kontak person JMP sembari berdiskusi dengan Sutarmi, anggota Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul (JKPGK) yang menjadi pegiat di Radekka FM. Radekka FM bersama Jaringan Media Komunitas Gunungkidul (JMKGK) memproduksi Program Radio PEREMPUAN GUNUNGKIDUL yang siar tiap bulan yang menampilkan diskusi partisipasi JKPGK dalam perencanaan penganggaran Kabupaten Gunungkidul.

Pasar Komunitas Arena Transaksi Potensi Lokal


"WE CARE, KITA PEDULI" Sabtu - Minggu, 19-20 Desember 2009 CRI dan Jaringan Suara Komunitas menggelar Pameran Pasar Komunitas di Halaman University Center (UC) UGM Yogyakarta.Beberapa mitra CRI bergabung dalam even ini memamerkan potensi di wilayah dari seluruh Indonesia. Beberapa stand yang ada menyajikan barang - barang kerajinan khas Bantul, produk organik,produk makanan olahan, foto-foto aktivitas jaringan rakom, stand khusus Sistem Informasi Desa sampai dengan stand penawaran investasi. Radekka FM - Radio Desa Kawasan Konservasi juga berpartisipasi dalam even ini dengan mendirikan stand Penawaran Investasi Sektor Peternakan. Display Pasar Komunitas ini merupakan gambaran kecil apa yang ditampilkan dalam pasarkomunitas.com yang difasilitasi CRI untuk mengembangkan Pasar Komunitas di mana rakom menjadi instrumen penggeraknya.

Kamis, 24 Desember 2009

Lomba Macapat Penurunan Resiko Bencana Radio Angkringan

" WE CARE,KITA PEDULI " RADEKKA FM-Radio Desa Kawasan Konservasi Minggu 13 Desember 2009 meliput penyelenggaraan Lomba Macapat Pengurangan Resiko Bencana dari Kompleks Studio Radio Angkringan Desa Timbul Harjo Sewon Bantul. Lomba yang diikuti oleh 41 orang dan 9 diantaranya adalah perempuan ini berasal dari berbagai daerah di Bantul. " Tiap partisipan lomba membawakan tembang macapat bertemakan Pengurangan Resiko Bencana " papar Jaswadi, Ketua Panitia Lomba kepada reporter Radekka FM.

* Klik judul untuk mendengarkan reportase

Rabu, 23 Desember 2009

Kirab Budaya Bersih Desa Nglanggeran

" WE CARE, KITA PEDULI " RADEKKA FM - Radio Desa Kawasan Konservasi pada hari Minggu 13 Desember 2009 meliput Kirab Budaya Bersih Desa Nglanggeran. Even yang dilaporkan oleh Jurnalis Warga Suranto dan Sugeng Handoko ini adalah ritual tahunan yang melibatkan 1500 orang yang bertujuan disamping untuk nguri - nguri tradisi juga untuk meneguhkan komitmen pelestarian kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Even yang dipusatkan di Kawasan Joglo Kalisong Nglanggeran Wetan ini selain menampilkan karnaval kirab budaya juga dilakukan pementasan kesenian dan atraksi unik. Hernindya Wisnuadji selaku Produser Gunungkidul di Hari Esok (GdHE) menuturkan bahwa even-even semacam ini dapat menjadi media melahirkan jurnalis warga yang berketrampilan melakukan reportase-reportase aktivitas yang ada di wilayahnya. " Jurnalisme warga yang makin hari makin populer karena kebutuhan ini dapat dilahirkan melalui even budaya seperti ini " pungkasnya.

*Klik Judul untuk mendengarkan reportase atau kunjungi tautan berikut
http://www.4shared.com/file/179574824/a04d54e/Reportase_Kirab_Budaya_Nglangg.html
http://www.4shared.com/file/179573209/d6c3761e/Reportase_Kirab_Budaya_Nglangg.html

Minggu, 20 Desember 2009

Radekka FM Terlibat dalam Pertemuan Jaringan Suara Komunitas & Combine Expo 2009

Dok. CRI

" WE CARE, KITA PEDULI " Radekka FM-Radio Desa Kawasan Konservasi Gunungkidul terlibat dalam Pertemuan Jaringan Suara Komunitas dan Combine Expo 2009 yang dilaksanakan 17 - 20 Desember 2009 di University Club Universitas Gajah Mada (UC-UGM) Yogyakarta. Pertemuan yang dihadiri oleh pegiat Suara Komunitas dari seluruh Indonesia ini mendiskusikan pengembangan Jurnalisme Warga yang disiarkan melalui 300an radio di Indonesia dan web warta Suara Komunitas.Berbagai gagasan disampaikan oleh partisipan untuk pengembangan jaringan pewarta komunitas di Indonesia.

Selasa, 15 Desember 2009

Perempuan Gunungkidul Edisi Desember " MUSRENBANG dan JARING ASMARA "

WE CARE KITA PEDULI
Perempuan Gunungkidul Edisi Desember 2009 bertema "MUSRENBANG dan JARING ASMARA " dengan Narasumber Suci Istami dari Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul(JKPGK) dan Bapak Warto anggota DPRD Gunungkidul. Program Radio ini siar di Radekka FM, Intan FM, RKSM FM, dan Mahardika FM.

*KLIK Judul untuk mendengarkan

Jumat, 30 Oktober 2009

GdHE 51 Gunung Api Purba Nglanggeran, Desa Wisata yang dikelola Generasi Muda Phonelive sharing Sugeng Handoko, pegiat Karang Taruna Desa Nglanggeran

Menyemarakkan Hari Sumpah Pemuda ke- 81 Tahun 2009 ini Gunungkidul di Hari Esok (GdHE) edisi 51 yang disiarkan Radekka FM-Radio Desa Kawasan Konservasi 28 Oktober 2009 melakukan phonelive dengan Sugeng Handoko, pegiat Karang Taruna Desa Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul. " Kami pemuda di Desa Nglanggeran sangat serius bekerjasama dalam pengelolaan potensi wisata di daerah kami dengan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hingga kami meraih Juara II Karang Taruna Berprestasi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Juara I Penyelamat Lingkungan tingkat Provinsi dan menjadi wakil DIY di tingkat nasional" tutur Sugeng Handoko, Ketua Karang Taruna Bukit Putera Mandiri Desa Nglanggeran.
GdHE edisi 51 ini sengaja mengangkat prestasi anak muda yang diraih Karang Taruna Desa Nglanggeran tersebut sebagai pembelajaran bagi generasi muda untuk dapat mengelola potensi wilayahnya. " Memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan model pembelajaran mendengarkan sharing teman-teman muda yang berprestasi ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda seperti semangat pemuda di tahun 1928 yang prihatin terhadap kondisi bangsanya saat itu yang kemudian mereka bertekat sebagai satu bangsa untuk bersatu sebagai pondasi dasar perjuangan" ujar Suratimin, Ketua Serikat Petani Pembaharu (SPP) Gunungkidul di sela-sela acara.
" Trans TV dan SCTV telah memilih Gunung Api Purba Nglanggeran ini sebagai tempat pengambilan gambar untuk program acara mereka karena keunikan lokasi, situasi, dan suasananya dan kami serius mengemasnya sebagai lokasi ekowisata " tandas Sugeng Handoko mengakhiri sharing.

KLIK juduk untuk mendengarkan

Kamis, 29 Oktober 2009

Jaringan Media Komunitas Gunungkidul



5 Radio Komunitas yang ada di Gunungkidul yakni RAG FM Ngawen, Mahardika FM Karangmojo, Suara Manunggal FM Semanu, Intan FM Playen, dan Radekka FM-Radio Desa Kawasan Konservasi Semoyo Patuk memanfaatkan momentum peringatan hari SUMPAH PEMUDA ke 81 28 Oktober 2009 untuk meneguhkan keberadaan JARINGAN MEDIA KOMUNITAS Gunungkidul. Pertemuan yang bertempat di Radekka FM ini berhasil menyepakati kesepahaman bersama pondasi perjuangan JARINGAN MEDIA KOMUNITAS Gunungkidul sebagai wadah pengembangan pembelajaran pengelolaan media komunitas yang mendorong peran komunitas dalam perencanaan pembangunan daerah. Jejaring Media ini akan dikembangkan dalam bentuk sharing program radio dan penyelenggaraan siaran bersama bertemakan isue Gunungkidul. Jejaring Media ini juga akan bekerjasama dengan jejaring komunitas yang ada di Gunungkidul untuk memperkuat jaringan CSO dalam advokasi kebijakan publik.

Green on The Barren

Green on The Barren (Hijau di Padang Tandus)adalah feature berbahasa Inggris produksi Radekka FM-Radio Desa Kawasan Konservasi Gunungkidul yang dikirim ke AMARC-World Association of Community Radio Broadcasters untuk disiarkan ke seluruh dunia dari Montreal Kanada dalam Peringatan World Food Day 16 Oktober 2009 silam. Feature yang mengangkat Desa Mandiri Pangan Mertelu Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul ini menggambarkan model penumbuhan kesadaran atas kedaulatan pangan oleh warga desa. Model Desa Mandiri Pangan yang terintegrasi dengan support beberapa SKPD-Satuan Kerja Pemerintah Daerah ini dapat dikembangkan di wilayah yang lain untuk menumbuhkan inisiatif warga dalam pengelolaan desa berbasis potensi lokal. Feature ini dihiasi permainan alat musik khas Gunungkidul Rinding Gumbeng oleh warga desa di sekitar Hutan Wonosadi. Nara Sumber : Puji, Anggota Tim Pangan Desa Mertelu, Astuti Adiyati, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Gunung Kidul, Dr. Ir. Suharwadji MAppSc, Kepala LIPI Yogyakarta. Pegiat Produksi Feature ini : Presenter Yunika, Reporter TriWahyuni Suci Wulandari, Sound Engineer Ajie Widiawan Baskara, dan Produser Hernindya Wisnuadji

*Untuk mendengarkan silakan KLIK judul

Kamis, 22 Oktober 2009

GdHE Edisi 50 : Hutan Wonosadi, Buah Komitmen Pelestarian Alam untuk Generasi Penerus, Phonelive sharing dengan Sudiyo, Sesepuh Wonosadi

Gunungkidul di Hari Esok (GdHE) Edisi 50 yang siar di Radekka FM 21 Oktober 2009 pukul 20.00 - 22.00 WIB ini mengangkat tema Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari yang menghadirkan sharing via telephone dengan Sudiyo, sesepuh hutan Wonosadi Ngawen Gunungkidul . " Sebelum tahun 1966 Wonosadi gundul hanya tinggal 5 batang pohon " tutur Sudiyo sembari menjelaskan mulai tahun 1966 ia bersama warga sekitar Wonosadi memulai gerakan pelestarian alam. " Berbekal filosofi TEKUN TEKEN TEKAN alhasil tahun 1992 kami meraih Kalpataru dan tahun 2009 ini kami dianugerahi Juara Nasional Konservasi Alam" ungkap eyang yang sudah berusia 73 tahun ini sekaligus menjelaskan makna filosofi tersebut.Secara keseluruhan, setidaknya 41 jenis tanaman, 16 tumbuhan obat, serta sejumlah jenis jamur tumbuh lestari di sana. Terdapat juga sebanyak 40- an jenis burung, amfibi, reptil, mamalia, dan serangga. " Kerja keras luar biasa selama lebih dari 40 tahun " komentar Suratimin, Ketua Serikat Petani Pembaharu (SPP) Gunungkidul dan kembali meneguhkan komitmen warga Desa Kawasan Konservasi dan Desa Jaringan untuk belajar dari Masyarakat Wonosadi

*Untuk mendengarkan silakan KLIK judul

Selasa, 20 Oktober 2009

Perempuan Gunungkidul Edisi 2 : Sinau Anggaran, Meningkatkan Partisipasi Perempuan dalam Perencanaan Penganggaran Daerah

Program Radio Perempuan Gunungkidul Edisi 2 yang disiarkan oleh Jaringan Media Komunitas (JMK) Gunungkidul kali ini mengambil tema Sinau Anggaran (Belajar Anggaran). Acara yang dikemas dalam diskusi santai ini menghadirkan Mbak Puji Astuti dan Mbak Purwanti dari Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul (JKPGK) dan Tri Wahyuni Suci Wulandari sebagai host. ” Dalam Sinau Anggaran, kami belajar memetakan permasalahan komunitas kami melalui permainan ular tangga manusia.” ujar Mbak Puji sembari menjelaskan maksud permainan tersebut sekaligus tahapan lainnya dalam Sinau Anggaran yang telah dilakukan di 5 kelompok perempuan di 5 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul. ” Kami belajar dari gambar-gambar yang menunjukan rakyat telah banyak membayar pajak dan retribusi yang disetor ke kas negara yang berarti rakyat berhak atas pelayanan publik yang baik dari pemerintah ” tambah Mbak Pur. Diskusi Sinau Anggaran berdurasi 60 menit ini mensharingkan pengalaman JKPGK dalam menyelenggarakan Sinau Anggaran yang didampingi IDEA Yogyakarta. ” Yang terpenting mbak dari Sinau Anggaran ini kami bisa merubah pandangan keterlibatan perempuan dalam perencanaan pembangunan daerah ” tandas Mbak Pur.

* Untuk mendengarkan silakan KLIK judul

Senin, 19 Oktober 2009

Desa Semoyo Siapkan Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari


GUNUNG KIDUL_(BeritaJogja) Bertempat di Sekretariat SPP (Serikat Petani Pembaharu) Desa Semoyo, Pathuk Gunung Kidul dilakukan persiapan untuk melakukan pengelolaan hutan rakyat lestari. Pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat Desa Semoyo pekan lalu ini sepakat untuk melakukan pengelolaan hutan rakyat lestari.

Menurut Ketua SPP Desa Semoyo, Suratimin (50 tahun) mengungkapkan,"Desa Semoyo sangat siap dengan kegiatan-kegiatan dan administrasi untuk melakukan pengelolaan hutan rakyat lestari".

"Untuk kegiatan awalnya nanti kita akan melakukan pemetaan lahan dan inventarisasi pohon terlebih dahulu", tambah Suratimin.

Kegiatan pengelolaan hutan rakyat lestari merupakan suatu pengelolaan lahan milik yang dikelola tanpa merusak ekologis dan tetap menjaga lingkungan. Dalam pengelolaan hutan rakyat lestari nantinya perlu ada aturan-aturan yang mengikat untuk tetap menjaga lingkungan dan berkelanjutan.

Dalam pengelolaan hutan rakyat lestari akan diberlakukan jatah ditebang atau yang disebut dengan etat. Dengan adanya etat, dalam menebang kayu tidak boleh secara asal atau melebihi etat. Apabila penebangan melebihi etat maka pengelolaanya sudah tidak lagi disebut lestari.

Desa Kawasan Konservasi Semoyo, Melestarikan Lingkungan Dengan Kearifan Lokal

GUNUNG KIDUL_(BeritaJogja) Sejak ditetapkan sebagai Desa Kawasan Konservasi oleh Bupati Gunung Kidul, Suharto pada 18 Agusutus 2007, Desa Semoyo semakin bergiat untuk melakukan pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan di Desa Kawasan Konservasi Semoyo dengan kearifan lokal.

Desa Semoyo, yang terletak di Kecamatan pathuk Gunung KIdul merupakan salah satu desa yang ditetapkan sebagai Desa Kawasan Konservasi oleh BUpati Gunung KIdul. Desa ini telah dianggap mampu menjaga kelestarian lingkungan.

"Masyarakat di Desa Semoyo menanam tanaman lokal yang dapat menjadi ikon Desa ini yang dapat menjaga kearifan lokal maupun kelestarian lingkungan", ungkap Suratimin (50 tahun) yang menjabat Ketua Serikat Petani Pembaharuan Desa Semoyo.

"Rencanaya, Desa ini juga akan membuat program pohon induk dimana pohon tersebut dimilii oleh setiap keluarga dan tidak boleh ditebang", tambahnya.

Desa Kawasan Konservasi adalah sebuah gerakan bersama komunitas untuk menjaga ekosistem desa dengan desain pola pertanian berkelanjutan. Selain itu, Desa Kawasan Konservasi ini dipadukan dengan penataan hutan rakyat yang melestarikan sumber-sumber mata air.Desa Kawasan Konservasi juga menjadi media pembelajaran sekaligus laboratorium alam komunitas dalam melestarikan lingkungan hidup dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai pengikat keberlanjutan pembelajaran.

Kamis, 15 Oktober 2009

GdHE 49 : Desa Mandiri Pangan Mertelu, Kisah Sukses Menyelamatkan Tanaman Pangan Lokal

Ikut menyemarakkan peringatan HARI PANGAN SEDUNIA 16 Oktober 2009, Gunungkidul di Hari Esok edisi 49 mendiskusikan Desa Mandiri Pangan Mertelu,kisah sukses menyelamatkan tanaman pangan lokal. Program Radio reguler tiap rabu malam ini kali ini menghadirkan wawancara dengan Tim Pangan Desa Mertelu Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul dan Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Gunung Kidul, Astuti Adiyati.

Tim Pangan Desa Mertelu membagikan cerita pengelolaan dana bantuan dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk budi daya tanaman lokal dan aktivitas pasca produksi. " Bersama kelompok perempuan,kami memproduksi tepung dari sukun, ketela, ganyong, dan umbi- umbian. Dari tepung ini kami bikin jadi makanan lokal seperti kerupuk dan kue dan dari tepung sukun kami buat mie." Tim Pangan Desa Mertelu juga menjelaskan integrasi sektor peternakan dalam program desa mandiri pangan ini.
Astuti Adiyati Kepala Bidang Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Gunung Kidul menjelaskan bahwa Program Desa Mandiri Pangan ini sudah dilakukan selama 3 tahun untuk 14 Desa. " Program ini memiliki 4 tahap dalam 4 tahun, tahap pertama adalah persiapan, tahap kedua penumbuhan, tahap ketiga pengembangan dan tahap keempat yakni kemandirian dan Desa Mertelu dan Planjan sudah ada di tahap 3 dan program integrasi lintas SKPD untuk mendukung desa mandiri pangan tahap ketiga ini sudah mencapai 1 milyar untuk tiap desa" imbuhnya.

GdHE edisi 49 yang diproduksi Radekka FM ini juga dikemas dalam bentuk feature berbahasa Inggris yang dikirim ke AMARC (Asosiasi Radio Komunitas Dunia) sebagai partisipasi Radekka FM dalam Parade Program Radio World Food Day yang disiarkan ke seluruh dunia pada 16 Oktober 2009

* Untuk mendengarkan silakan klik judul

Jumat, 11 September 2009

PEREMPUAN GUNUNGKIDUL SIAR EDISI PERDANA


Radekka FM Radio Desa Kawasan Konservasi sebagai salah satu anggota Jejaring Media Komunitas Gunungkidul pada hari Sabtu 5 September 2009 pukul 15.00 - 16.00 WIB mengudarakan Program Radio Perempuan Gunungkidul edisi perdana. Acara ini dipandu Triwahyuni Suci Wulandari dan menghadirkan nara sumber perwakilan dari JKPGK (Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul) yakni Pujiastuti dan Purwanti. Program Radio Perempuan Gunungkidul ini dikemas dalam obrolan santai yang membahas permasalahan perempuan Gunungkidul, keprihatinan warga, pengembangan potensi lokal, kebijakan negara, perjuangan Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul, dan diskusi berita terkini tentang Gunungkidul terkait Perempuan. Program Radio ini diharapkan menjadi pembelajaran on air komunitas tentang penyiapan kehidupan perempuan di hari esok dan akan dikembangkan dengan menghadirkan pemangku kepentingan mulai dari tingkat desa, kecamatan maupun tingkat kabupaten dan propinsi.

Untuk mendengarkan silakan klik judul